Orangtua adalah orang yang telah banyak berjasa untuk kita semua. Karena perjuangannya dan pengorbanannya kita bisa seperti sekarang ini. Mereka tidak tanggung-tanggung untuk memberikan semua kasih sayangnya kepada anak-anaknya tercinta. Mereka pun rela melakukan apapun demi kebahagiaan anaknya. Mulai dari seorang ibu, beliau adalah salah satu sosok yang telah berjuang keras untuk kita sebagai anaknya. Mulai dari mengandung selama 9 bulan, hingga melahirkan kita. Dimana proses melahirkan tersebut tidaklah mudah karena dalam proses tersebut seorang ibu harus mempertaruhkan nyawanya. Bahkan seorang ibu rela kehilangan nyawanya yang terpenting nyawa anaknya bisa terselamatkan.
Tidak hanya seorang ibu saja, seorang ayah pun banyak berjasa untuk kita. Beliaulah yang telah memenuhi semua keinginan dan kebutuhan kita. Tetesan keringatnya lah yang telah membuat kita menjadi seperti sekarang ini. Terkadang rasa lelah yang melanda seorang ayah tidak pernah ia hiraukan sama sekali. Berangkat pagi pulang malam sudah menjadi rutinitas dirinya. Namun meskipun begitu beliau tidak pernah mengeluh. Senyuman dan kesabaran selalu terpampang dalam wajahnya. Dan kekuatan seorang ayah hanyalah keluarga dan anak-anaknya.
Baca Juga:Nah, selain kita memiliki kedua orangtua yang begitu hebat, kita juga memiliki orang-orang selain kedua orangtua yang pastinya menyayangi kita. Bahkan kasih sayangnya kepada kita akan lebih besar dibandingkan dengan kedua orangtua. Ya orang tersebut adalah kakek dan nenek kita. Mereka berdua telah memberikan kehidupan kepada kedua orangtua kita. Oleh sebab itu tidak heran jika mereka pun akan memberikan kasih sayang yang sama kepada cucu-cucunya. Mereka adalah orang yang mungkin akan menggantikan peran kedua orangtua kita. Merawat kita dan membesarkan kita dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang.
Untuk itulah selain membahagiakan kedua orangtua kita sendiri maka kita pun tidak boleh lupa untuk membahagiakan kakek dan nenek kita. Berbakti kepada mereka dan menyayangi mereka seperti halnya mereka menyayangi kita sebagai cucunya. Seperti halnya pada kisah di bawah ini. Dimana kisah di bawah ini menceritakan seorang anak yang berbakti kepada neneknya. Dari anak ini kita bisa belajar arti balas jasa dan belajar banyak akan arti cinta terhadap keluarga. Seperti yang dilansir dari mirror.co.uk, anak yang diketahui berumur 10 tahun tersebut dikatakan sebagai anak yang paling berbakti kepada orang tua.
Merawat Sang Nenek dan Menjadi Tulang Punggung Keluarga
Diketahui anak yang berbakti tersebut bernama Shangguan Xi Mu. Sejak 2 tahun terakhir ini Shangguan merelakan dirinya untuk berhenti sekolah. Dimana alasannya berheti sekolah yaitu karena ia ingin fokus untuk merawat sang nenek, Shen yang kini sudah berumur 62 tahun. Tidak hanya merawat sang nenek saja, tetapi bocah 10 tahun ini juga memiliki peran sebagai tulang punggung keluarga dan dirinyalah yang memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Diketahui sang nenek sejak dua tahun yang lalu menderita stroke dan membuat dirinya tidak bisa melakukan apa-apa, jangankah merawat cucunya untuk merawat dirinya sendiri pun sang nenek tidak bisa melakukannya.
Meskipun Shangguan tidak bisa seperti anak-anak lainnya yang masih harus sekolah dan menikmati indahnya masa kanak-kanak, tetapi Shangguan tidak pernah mengeluh meskipun mungkin rasa iri terhadap anan-anak lainnya tertanam di dalam hatinya. Demi menyambung hidup keluarganya, akhirnya Shangguanlah yang menggantikan peran sang nenek. Sejak dua tahun terakhir dan tepatnya setelah sang nenek didiagnosa stroke, Shangguan berkerja mengumpulkan botol-botol plastik bekas dan menjualnya untuk mendapatkan uang.
Sang nenek diketahui menderita kelumpuhan, dimana harapannya untuk kembali pulih sangatlah tipis, bahkan untuk berjalan pun mungkin tidak akan ada lagi kesempatan. Karena keadaan ekonomi mereka sangat mengkhawatirkan oleh sebab itu mereka tidak memiliki banyak uang untuk biaya berobat, karena uang hasil kerja Shangguan hanya cukup untuk makan sehari-hari saja. Namun beruntungnya, mereka memiliki tetangga yang baik hati. Dimana tetangganya tersebut menawarkan bantuan untuk membiayai pengobatan sang nenek sampai sembuh dan pulih kembali.
Membawa Sang Nenek Berobat dan Menempuh Perjalanan hampir 1000 Km
Untuk mendapatkan obat sang nenek, Shangguan harus membawa sang nenek ke kota Jinan di Provinsi Shandong. Dimana kota tersebut sangatlah jauh dari tempat tinggalnya. Dan artinya mereka berdua harus menempuh perjalanan sejauh 600 mil atau hampir 1000 km dari tempat tinggalnya di Zhangchung, wilayah timur Cina.
Meskipun ia harus menempuh perjalanan yang cukup jauh, tetapi Shangguan rela melakukan itu semua demi kesembuhan sang nenek tercinta. Bagi Shangguan semua itu adalah kewajibannya dan tidak sebanding atas semua pengorbanan yang telah diberikan sang nenek kepada dirinya. Ia mengatakan bahwa dirinya hanya memiliki nenek. Oleh sebab itu ia harus melakukan apapun yang dirinya bisa dan saat dirinya bisa. Neneknya tersebut telah membantu dan merawatnya sejak dirinya masih kecil. Ia akan merasa bahagia jika ia bisa membalas semua kebaikan neneknya sekarang. Dan ini sudah menajadi kewajibannya sebagai cucunya.
Shangguan sendiri dirawat oleh sang nenek sejak dirinya masih balita. Saat bocah hebat ini berusia 2 tahun, sang ibu meninggalkannya dirinya. Dan setahun kemudian setelah ibunya meninggalkannya dan tepatnya ketika ia berusia 3 tahun sang ayah meninggal dunia. Sejak kedua orangtua bocah ini tidak ada, maka sang neneklah yang menggantikan peran kedua orangtuanya, merawat dan membesarkannya dengan penuh cinta.
Setelah neneknya tersebut dirawat di salah satu rumah sakit rehabilitas di Jinan selama satu bulan, keadaan sang nenek mulai membaik. Dimana sang nenek mulai menunjukan pemulihan yang cukup signifikan. Bahkan sang nenek kini sudah bisa berjalan meskipun dalam jarak yang pendek.
Selama neneknya dirawat Shangguan tidak pernah jauh dari neneknya. Ia selalu mendampingi neneknya. Selama menunggu neneknya di rumah sakit, Shangguan selalu tidur di sebuah koridor di rumah sakit. Ia lakukan semuanya itu dengan hati yang ikhlas tanpa ada rasa penyesalan apapun, karena memang pada kenyataannya ia sangat menyayangi sang nenek. Tidak hanya itu, ia pun rela setiap hari membelikan neneknya sayur dan buah segar di pasar dekat rumah sakit. Untuk menghilangkan kejenuhannya ketika merawat dan menemani sang nenek di rumah sakit, bocah ini menghabiskan waktunya dengan melakukan kegiatan yang menjadi hobinya seperti menggambar. Kertas dan pensil yang digunakan untuk menggambar tersebut diberikan oleh perawat rumah sakit tersebut.
Menurut orang-orang sekitar Shangguan dikenal sebagai anak yang ceria, tidak pernah putus asa, mengeluh dan selalu murah hati. Nah, sahabat kisah dari Shangguan patut kita acungi jempol. Mengapa tidak di jaman seperti sekarang ini kita banyak menyaksikan anak-anak yang membantah kedua orangtuanya bahkan tidak mempedulikan orangtuanya, namun ternyata masih ada beberapa anak yang sangat berbakti kepada orangtuanya. Kita pun patut belajar dari sikap Shangguan. Karena dengan sikapnya tersebut mampu membuka mata hati kita semua. Bahwa apapun keadaan yang menimpa kita, entah itu bahagia ataupun susah tetapi kita tidak boleh mengeluh dan berusaha untuk bersabar, semangat dan kerja keras menghadapi itu semua seperti halnya Shangguan. Semoga kita semua terinspirasi.