Demi Sang Cucu Agar Bisa Bersekolah, Nenek Ini Rela Tempati Ruang Sekolah yang Sempit Cinta dan kasih sayang yang tulus tidak hanya di dapat dari ibu dan ayah saja, namun juga dari nenek dan kakek kita pun bisa kita dapatkan. Ya, kakek dan nenek seringkali dijadikan sebagai sosok yang begitu mencintai cucunya dengan sangat tulus, mereka rela melakukan dan memberikan apa saja yang diingikan oleh cucu-cucunya. Bahkan biasanya, kasih sayang kakek dan nenek terhadap cucu seringkali melebihi kasih sayang ayah dan ibu. Jika ayah dan ibu jarang sekali mengabulkan keinginan kita, seringkali kita meminta kepada nenek atau meminta bantuan sang nenek atau kakek untuk membujuk agar ayah dan ibu mau mengabulkan keinginan kita.

Bukan saja itu, tak jarang selagi orangtua kita tidak ada dirumah, nenek dan kakek seringkali menggantikan peranan ayah dan ibu untuk mengurusi dan memenuhi kebutuhan kita. Sungguh sebuah kasih sayang yang luar biasa tak begitu tak terkira. Pengorbanan kakek dan nenek untuk cucu-cucunya memang patut mendapatkan penghargaan yang tinggi dengan menghormati dan menyegani kakek dan nenek serta menyayangi mereka selagi mereka hidup di dunia ini.

Baca Juga:

Seperti kisah yang menimpa seorang nenek berusia 61 tahun di Cina ini. Sang nenek dengan tanpa pernah mengeluh rela berjuang demi cucu-cucunya yang begitu ia cintai. Kisah nenek ini tentu saja menuai banyak komentar positif yang begitu mengharukan di dunia maya, terutama masyarakat Cina yang begitu prihatin dengan nasib si nenek dan cucu-cucunya. Lantas apakah kisah haru dari si nenek tersebut? Kita simak berikut ini.

Rela Menempati Ruangan Sempit Di Sekolah Agar Cucunya Bisa Menuntut Ilmu dengan Baik

Adalah Huang Linxiu seorang nenek berusia 61 tahun, sebagaimana dilansir dari china.org.cn, nenek Huang rela tinggal di sebuah asrama sempit berukuran 10 meter persegi. Nenek Huang menempati asrama tersebut bersama dengan tiga orang cucunya dan nenek lain yang juga sama-sama menemani cucunya belajar di sekolah tersebut.

Hal ini tentu dirasakan pelik oleh sang nenek yang harus rela berduyun-duyun dan berdesak-desakan menempati ruangan asrama yang begitu sempit, apalagi ditambah bersama dengan cucu-cucunya. Namun apa mau dikata, jika kondisi ekonomi dan tempat tinggalnya yang begitu jauh menuju sekolahan sang cucu, membuatnya terpaksa harus menjadi penghuni ruangan sempit yang sulit akan lubang pentilasi udara tersebut. 

Sudah Sejak 7 Tahun yang Lalu Ruangan Sempit Tersebut Ditempati Nenek Huang

Demi Sang Cucu Agar Bisa Bersekolah, Nenek Ini Rela Tempati Ruang Sekolah yang Sempit

Rungan sempit yang dihuninya saat ini bukan telah dihuni selama satu atau dua hari. Namun ruangan tersebut telah ditempati nenek Huang selama tujuh tahun lamanya dan kehidupan serta cobaan hidup memang terasa berat bagi nenek paruh baya ini dalam menjaga dan membesarkan ketiga cucu terkasihnya. Apalagi cobaan hidupnya semakin terasa begitu perih, manakala sang suami telah lebih dulu diambil tuhan pada bulan Desember 2013 silam. Sejak saat itu, nenek Huang bukan hanya harus berjibaku dengan urusan dan tugas-tugas rumah tangganya, namun ia juga harus menjadi kepala keluarga dan mencari nafkah serta merawat cucu-cucunya.

Sungguh sebuah kisah miris, manakala seseorang yang sudah renta masih harus di bebani dengan begitu banyak tanggung jawab untuk menghidupi cucu-cucunya dan menjadi kepala keluarga serta mencari nafkah untuk menghidupi mereka. Jika wanita lain di usia sebaya dengan nenek Huang sudah mengalami hidup yang tenang, tentram dan nyaman, hal serupa justru tidak dirasakannya. Dirinya harus berjuang melawan kerasnya hidup dan menghidupi cucu-cucunya.

Jarak yang Begitu Jauh Serta Kondisi Jalan yang Tak Memadai Membuatnya Menjadi Penghuni Ruangan Sekolah Sempit

Demi Sang Cucu Agar Bisa Bersekolah, Nenek Ini Rela Tempati Ruang Sekolah yang Sempit

Rela menempati ruangan sempit di sekolahan tempat sang cucu menuntut ilmu tentu bukan tidak beralasan. Hal ini dikarenakan, kota asal tempat nenek Huang tinggal sebelumnya tidak memiliki jalanan beraspal sehingga ia harus bolak-balik berjalan kaki. Selain itu, dibutuhkan waktu sekitar 3 jam lamanya dengan berjalan kaki untuk pergi dari sekolah ke rumah nenek Huang. Sungguh ironis, manakala demi mengenyam pendidikan harga mahal seperti pejuangan yang keras dan medan yang terjal harus dilalui cucu-cucu sang nenek. Itulah mengapa, sang nenek lebih memilih rela menempati ruangan yang sesak di gedung asrama sekolahan sang cucu dan berbagi tempat bersama dengan nenek lain yang juga bernasib serupa dengan nenek Huang.

Sekolah Dasar Phoenix tempat sang cucu menuntut ilmu terletak di sebuah desa terpencil di Yong'an, Guangxi Zhuang, di China. Karena letaknya di ketinggian bukit, wilayah ini seringkali di sebut dengan plato Tibet kecil. Namun demian, letak sekolah yang terpencil sekalipun, tidak membuat nenek Huang menyerah pada kondisi, baginya pendidikan cucu-cucunya adalah prioritas nomor satu. Jika dirinya harus mengorbankan tempat tinggalnya dan berhijrah ke tempat yang dianggap oleh sebagian orang sulit, maka apapun akan ia lakukan.

Kehidupan Sulit yang Harus Dijalani Sang Nenek

Demi Sang Cucu Agar Bisa Bersekolah, Nenek Ini Rela Tempati Ruang Sekolah yang Sempit

Memang sulit menjadi orangtua tunggal yang harus menghidupi anak-anak yang cukup banyak jumlahnya. Apalagi usia nenek Huang yang sudah tidak muda lagi membuatnya sulit sekali mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang menentu. Selain itu, faktor kesehatan seringkali menjadi hambatan sang nenek dalam menjaga dan merawat cucu-cucunya. Tak satupun cucunya yang berada dalam kesehatan yang baik. Pernah pada suatu hari, cucuk nenek Huang mengalami demam yang begitu tinggi di malam hari, dan ia tidak memiliki pilihan lain selain membawa sang cucu ke pusat kesehatan di tengah hujan yang begitu deras.

Selain itu, nenek Huang sendiri menderita tekanan darah tinggi dan diabetes, sehingga ia harus menghabiskan sekitar 300 yuan atau jika dirupiahkan sekitar Rp. 600 ribu, yang mana jumlah ini harus dikeluarkannya setiap bulan untuk pengobatannya. Bukan saja itu, demi kesehatan sang cucu-cucu dan mencukupi nutrisinya, nenek Huang juga harus menghemat uang nya agar dapat membeli buah-buahan bagi cucunya.
Kurangnya pengetahuan dan pendidikan yang rendah yang ditempuh nenek Huang sewaktu muda membuat dirinya tidak memiliki pengetahuan tentang dunia luar. Nenek Huang sendiri hanya menempuh pendidikan hingga kelas empat SD. Yang mana hal ini membuatnya tidak bisa mengerti tulisan dan tanda yang terpampang di tempat umum seperti di stasiun. Diakuinya, hal itu juga yang membuat dirinya ketakutan pergi keluar untuk mencari pekerjaan.

Namun demikian, meskipun berat, nenek Huang selalu berusaha untuk menerima semua yang telah diberikan padanya dan menikmati setiap tantangan yang datang pada hidupnya. Ia pun berusaha untuk tidak menyerah demi menghidupi cucu-cucunya.

Loading...

Loading...