Manusia di muka bumi ini lahir dengan berbagai keunikan dan beragam jenis yang berbeda. Perlu diketahui jika tidak semua manusia yang lahir ke bumi dilahirkan dengan kesempurnaan tanpa kekurangan. Sebab semua insan di muka bumi ini lahir dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang harus kita lakukan adalah menghargai sesama dan menjadikan kekurangan dalam diri kita sebagai hal yang bisa kita asah menjadi sebuh kelebihan.
Jangan pernah terlarut dalam kekurangan yang ada dalam diri dan membuat kita menyesali lahir dengan ketidak sempurnaan. Seperti halnya beberapa orang di dunia ini yang menglami kekurangan sejak lahir, namun mereka tidak pernah patah semangat untuk terus berjuang dan menggapai kebahagiannya. Dengan tanpa mengeluh, mereka seakan lupa dengan kekurangan yang mereka miliki.
Baca Juga:Menjalani hidup layaknya orang sehat dan tanpa kekurangan membuat mereka tidak pernah dipandang sebagai orang yang harus disisihkan dan dijauhi, bahkan mereka diajak bergabung dan melebur bersama orang-orang lainnya. Hal inilah yang membuat mereka bertahan, walau kadang banyak hujatan dan sindirian yang datang dari lingkungan terutama mereka orang yang baru dikenalinya.
Memang sulit menjalani kehidupan yang sulit ini dengan segala keterbatasan yang dimiliki. Belum lagi, selain berjuanga dengan kerasnya hidup, cacian, cercaan dan ejekan dari lingkungan seringkali membuat kita merasa terpuruk dan seolah-olah kita adalah orang yang paling sengsara di muka bumi ini. Namun setelah menyimak kisha kali ini, diharapkan bisa menginspirasi anda dan membuat semangat juang hidup anda menjadi semakin membara dan tidak mudah berputus asa. Seperti apa kisahnya? Simak berikut ini.
Semangat Juang yang Tinggi Meski dengan Keterbatasan
Adalah Ashanti Elliott-Smith, seorang bocah berusia 11 tahun yang diagnosis dengan sebuah penyakit langka yakni alopecia. Sebagaimana di lansir dari www.dailymail.co.uk mengungkapkan, penyakit yang diderita Smith tergolong sebagai penyakit langka yang membuat Smith terlihat seperti orangtua tanpa memiliki rambut, meskipun secara teknis usianya masih sangat belia. Namun syndrom langka yang menyerang tubuh Smith membuatnya terlihat seperti seorang wanita tua yang renta.
Namun demikian, salutnya hal ini tidak pernah diratapi Smith dan membuatnya tenggelam dalam kesedihan yang mendalam, selain itu ia juga tidak pernah putus asa dan merasa malu dengan kondisi yang menimpa dirinya saat ini.
Sama halnya seperti anak lain seusianya, semangat juang Smith masih begitu tinggi, bahkan ia meminta pada orangtuanya untuk bisa membuatnya mengenyam pendidikan sebagaimana umum dilakukan oleh para anak-anak sebayanya. Orangtua Smith lantas mengirim anaknya ke sekolah di Oakmeeds Comunity College, di West Succex, Inggris. Merasa diperlakukan sama seperti anak normal, meskipun Smith berbeda dengan anak lainnya, hal ini begitu membuat Smith gembira dan bersemangat untuk bersekolah.
Karena Smith ingin terlihat sama dengan anak-anak lainnya dan tidak ingin orang lain memandangnya sebagai anak yang aneh, maka untuk menutupi penyakitnya, Smith meminta orangtuanya untuk membelikan wig. Wig tersebut dikenakan oleh Smith untuk menutupi bagian kepalanya yang tidak memiliki rambut. Akhirnya sang ibu, membelikan Smith sebuah wig cantik dengan rambut panjang berwarna pink. Wig tersebut langsung dikenakan oleh Smith untuk pergi kesekolah dan berharap jika teman-temannya yang lain tidak memandangnya terlalu aneh.
Dengan Tega Sang Guru Meminta Smith Melepaskan Wig yang Dikenakannya
Namun sayangnya, semangat Smith yang begitu membara untuk mengenyam pendidikan di sekolah tidak sejalan dengan respon dari guru yang mengajar di sekolahnya. Dengan tega, salah satu guru pengajar di Oakmeeds Community College meminta Smith untuk melepaskan wig yang dikenakannya dan memintanya untuk tidak lagi memakai wig ke sekolah dengan alasan khawatir jika murid lain atau teman-teman Smith akan ikut menggunakan wig ke sekolah atau termotivasi untuk mengecat rambutnya menjadi berwarna-warni. Dan mirisnya, hal inilah yang membuat semangat Smith untuk sekolah menjadi padam, sehingga ia engan lagi pergi ke sekolah.
"Ia begitu terpukul ketika mereka memintanya untuk melepaskan wig yang dikenakannya. Hati kecilnya hancur. Menyedihkan. Sudah jelas ia memiliki hak untuk memakai wig dengan warna apapun yang ia inginkan," ungkap Phoebe, ibu Smith membela anak perempuannya dengan penuh rasa kekecewaan.
Kasihan Anakku Diperlakukan Demikian
Sebagai seorangibu, Phoebe pasti merasa kecewa mengingat semangat juang anaknya dan keinginannya yang besar untuk mengenyam dunia pendidikan meski sang anak harus berjuang dengan keterbatasan, belum lagi tantangan terbesar datang dari teman-temannya. Namun, semangat dan percaya diri sang anak nayatanya harus patah dan putus ditengah jalan dan bahkan Smith kecil harus rela dipermalukan di sekolahnya. Apalagi, kenyataan pahit harus kembali ditelan sang ibu ketika melihat guru sekoah yang hanya terlihat manis didepan namun menyakitkan ketika mereka meminta Smith kecil untuk melepas wig yang dikenakannya, karena mereka merasa terganggu dan khawatir jika anak lain turut mengikuti jejak Smith.
"Ketika saya mengantar Smith ke sekolah, 3 orang guru yang bertemu dengan kami memuji anak saya dan berkata bahwa anak saya terlihat cantik, glamor, dan betapa indahnya wig yang dikenakan anak saya. Namun, nyatanya seketika saya membalikkan badan, mereka malah menyuruhnya untuk melepaskan wig, yang belum lama tadi mereka puji. Hal ini benar-benar memalukan." ungkap ibu Smith yang merasa kecewa dengan perlakukan guru-guru di tempat anaknya mengenyam pendidikan.
Sebelum bersekolah dan dikirim ke Oakmeeds Community College, Smith memang dikenal sebagai anak yang periang, bahkan teman-teman di lingkungannya yang sudah mengenal Smith, amat mencintai Smith dan tidak pernah memperlakukan Smith dengan begitu memalukan, bahkan dalam sebuah video yang diunggah ke Youtube terlihat Smith dan sang ibu serta teman-teman yang lainnya tengah bermain ayunan bersama dan bercanda gurau bersama-sama tanpa terlihat batasan atau merasa canggung satu sama lain, bahkan anak yang lain tak segan untuk mengobrol dan bercanda bersama Smith dan ibunya.
Sebagai seorang guru, seharusnya mereka bangga dengan semangat juang dan kegighan Smith untuk dapat mengenyam pendidikan di tengah keterbatasannya. Sebab diluar sana ada begitu banyak siswa yang lahir tanpa kekurangan namun menolak untuk pergi ke sekolah dengan berbagai alasan.
Bahkan tak jarang dari mereka yang rela membolos sekolah secara diam-diam dan tidak mengikuti kegiatan belajar. Semoga dengan menyimak kisah ini, kita bisa lebih mengharga sesama baik mereka yang lahir dengan kekurangan atau mereka yang lahir tanpa kekurangan. Sebab dimata tuhan semua sama, yang membedakan adalah amal dan perbuatan kita.
Berikut Video yang Bisa Anda Saksikan