Kisah Pilu Perjuangan Gadis Leukemia yang Dituangkan Dalam Buku HarianDunia ini memang terasa begitu indah, apalagi ketika kita bisa menikmatinya. Saking indah dan begitu menikmati dunia ini, kita seringklai lupa kalau hidup ini terasa sangat singkat. Bahkan seringkali kita bermimpi seandainya kita bisa hidup lebih lama dan menjadi penghuni dunia ini selamanya. Menikmati segala keindahan yang ada dibumi dan memanfaatkannya dengan sebaik-baik mungkin. Namun seberapa pun kita berusaha dan berangan untuk bisa hidup selamanya dibumi kita harus tetap menerima kenyataan bahwa kita memiliki satu garis hidup yang nantinya akan berakhir di sebuah ujung rahasia dan misterius.

Sering juga kita mengharapkan hal-hal indah senantiasa terjadi di kehidupan kita dan kita tidak pernah mengharapkan hal buruk terjadi di kehidupan kita. Sehingga ketika hal yang tidak kita harapkan terjadi dengan kehidupan kita, seringkali kita tidak mempersiapkan diri dan tidak menerima hal tersebut yang pada akhirnya membuat kita kerapkali menyalahkan keadaan dan menyesali apa yang terjadi.

Baca Juga:

Segala hal yang terjadi dalam hidup kita sesungguhnya telah di gariskan tuhan dan memang telah di prediksikan terjadi. Untuk itu, mempersiapkan diri untuk keadaan terburuk adalah hal yang bijak dilakukan. Akan lebih baik jika kita menerimanya dengan lapang dada dan berusaha serta berjuang untuk kembali bangkit. Seperti salah satunya kali ini kita akan bahas sebuah kisah pilu perjuangan seorang gadis di provinsi Shandong, China yang harus berjuang hidup melawan penyakit yang di deritanya, mencengangkannya lagi kisah ini ia tuangkan dalam sebuah cerita lewat buku diarinya.

Menulis Untuk Diingat

Kisah Pilu Perjuangan Gadis Leukemia yang Dituangkan Dalam Buku Harian

Adalah Du Liyuan seorang gadis berusa 19 tahun asal provinsi Shandong, China yang telah menginspirasi para nitizen China dengan cerita yang ia tulis dalam buku hariannya. Du memutuskan untuk menuliskan setiap penggal kisah dan perjuangannya melawan sakit leukemia yang dideritanya lewat sebuah buku harian miliknya. Du memutuskan untuk menulis buku harian setelah dirinya didiagnosis penyakit leukemia oleh dokter yang merawatnya. Seperti dilansir dari situs shanghaiist.com, Du terinsipirasi dari serial drama tv Jepang yakni "The Hours of My Life". Cerita ini mengisahkan seroang mahasiswa sekolah seni yang menderita ALS, dari saat itulah Du memutuskan untuk merekam setiap kejadian sehari-harinya dalam buku harian yang ia miliki saat ini. Adapun buku harian yang ditulisnya ini dibuat agar ia bisa terus diingat oleh keluarganya meskipun kelak saat ia sudah tidak ada.

Sebelumnya, setelah mendapatkan diagnosis mengidap penyakit leukemia Du tak ingin lagi menjalani serangkaian pengobatan agar bisa kembali bersekolah dn jalan-jalan ke China bagian Selatan, namun akhirnya niatannya ini diurungkannya. Ungkapnya, menyerah adalah tindakan yang egois. Orang tuanya telah membesarkan dan merawat du setiap saat sejak ia sakit, jika ia menolak pengobatan yang diberikan padanya. Hal ini tentunya akan sangat mengecewakan keluarganya terutama kedua orang tua Du. Selain itu, biaya pengobatan yang telah dikeluarkan orangtuanya selama ini tidaklah murah. Jika ia memutuskan untuk berhenti, Du akan merasa begitu bersalah pada kedua orangtuanya.

Du sendiri hingga sampai saat ini telah menjalani serangkaian pengobatan yang panjang dengan menjalani 6 kali kemoterapi dan 25 kali radioterapi, yang mana serangkaian pengobatan ini membawa perubahan yang begitu drastis terhadap tubuh dan fisik Du. Selain tubuhnya yang mengalami penyusutan signifikan, ia juga mengalami kerontokan rambut yang hebat yang pada akhirnya membuatnya terpaksa harus menjalani kebotakan selama pengobatan. Belum lagi, disamping itu Du menjadi mulah lelah dan mudah muntah. Hal inilah yang begitu dibencinya setelah selesai melakukan kemoterapi.

Diagnosis Penyakitku Ditemukan 

Kisah Pilu Perjuangan Gadis Leukemia yang Dituangkan Dalam Buku Harian

Diagnosis penyakit pada tubuh Du ditemukan pada liburan tahun baru 2014 lalu. Dan hampir setiap hari selama pengobatan, dia mengalami tekanan darah rendah, pusing, muntah, dan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Bukan saja rasa sakit yang harus ia tanggung, bianya pengobatan yang terhitung begitu mahal hampir menghabiskan 4.000 Yuan perhari membuatnya begitu akan sangat menyesal jika harus menyerah dan menolak pengobatan yang diberikan padanya. Untuk itulah, ia memutuskan untuk menerima takdirnya dan menjalani pengobatan sebagaimana mestinya.

Aku Tak Pernah Menyerah 

Kisah Pilu Perjuangan Gadis Leukemia yang Dituangkan Dalam Buku Harian

Dalam buku hariannya ia juga menuliskan sebuah kalimat yang amat menyedihkan, Du menulis "Mungkin kita tidak bisa berbuat apa-apa ketika menghadapi penyakit dan akan menjemput kematian. Mungkin juga kita takut karena penyakit yang ganas terus menggerogoti tubuh kita. Mungkin kita akan kehilangan semangat dan menjadi mudah menyerah. Namun, setitik cahaya menembus hati saya dan cahaya itu menerangi ruang gelap dalam hati saya, sejak saat itulah saya memutuskan untuk tetap berharap dan menjalani sisa hidup daya dengan hati yang gembira."

Ketika di wawancarai sebuah media, Du mengungkapkan bahwa dirinya ingin melanjutkan studinya sebagai perawat apabila ia sembuh nanti. Cita-citanya ini tentu saja beralasan, Du ingin dapat menciptakan sebuah obat yang bisa menyembuhkan penyakitnya dan menyelamatkan banyak jiwa seperti dirinya saat ini.

Sudah banyak pengobatan yang dilakukan pada tubuh Du. Dokter memutuskan untuk melakukan tranplantasi sel induk pada tubuh Du yang diambil dari sumsum ayahnya. Hanya saja, karena Du mengalami infeksi di paru-parunya pada bulan November kemarin, hal ini membuat operasi tranplatasi yang akan dilakukan pada tubuh Du terpaksa harus ditunda sementara hingga paru-paru Du pulih. Kita doakan saja, semoga Du dapat segera pulih dan sehat kembali agar ia bisa mewujudkan mimpi dan cita-citanya yang begitu mulia. Semoga semangat juang dan semangat hidup Du dalam memerangi penyakitnya membuahkan hasil yang manis.

Nah, sahabat hidup ini begitu singkat. Sayang sekali jika kita menyia-nyiakannya dengan melakukan hal yang tidak bermanfaat untuk hidup. Sebab setiap waktu dalam hidup kita begitu berharga, setiap hembusan napas kita memiliki makna. Selama kita masih bisa menatap indahnya dunia. Akan lebih baik jika setiap waktu dalam hidup kita diisi dengan melakukan kegiatan dan perilku yang baik yang tentunya bermanfaat bagi diri kita dan oranglain.

Loading...

Loading...