Kisah Pilu Perjuangan Seorang Ibu Yang Menjadi Penggali Sumur Wanita Satu-Satunya Di Negaranya 'Kasih ibu sepanjang masa', itulah yang kiranya saat ini benar-benar menggambarkan perjuangan pilu seorang ibu. Mama Kanga adalah sebutan bagi wanita berkulit hitam asal Nigeria yang berprofesi sebagai seorang buruh penggali sumur di Negaranya.

Ya, menggali sumur merupakan profesi yang saat ini tengah digelutinya. Hingga saat ini mungkin sudah tak terhitung berapa jumlah sumur yang telah digalinya setiap kali ia mendapatkan pekerjaan panggilan untuk menggali sumber air hingga ke perut bumi. Namun demikian, profesi yang mungkin sebagian dari kita mengganggapnya mustahil dilakukan oleh wanita, tetap diterimanya lapang dada dan selalu dikerjakannya dengan tanpa mengeluh dan berputus asa.

Baca Juga:

Kisah Pilu Perjuangan Seorang Penggali Sumur Wanita

Kisah Pilu Perjuangan Seorang Ibu Yang Menjadi Penggali Sumur Wanita Satu-Satunya Di Negaranya

Wanita berkulit hitam berusia 46 tahun yang bertempat tinggal di Igbogbo, Nigeria ini sebenarnya nama aslinya buka Mama Kanga, Mama Kanga hanya diberikan padanya sebagai sebutan saja karena profesinya sebagai penggali sumur. Sebutan Mama Kanga bukan berarti tidak beralasan, Mama Kanga berarti wanita sumur dan sebenarnya nama asli dari Mama Kanga adalah Ololade Rabiu. Profesi yang terhitung begitu berat dan menyulitkan ini sudah ditekuninya sejak tahun 1997. Dimana saat itu ia masih mengerjakan pekerjaan ini bersama dengan suaminya Daniel Ajiraku yang memang seorang penggali sumur, dari semenjak itulah Ololade kerap kali mengikuti sang suami bekerja sambil belajar apa yang dikerjakan oleh suaminya. Ololade mengakui jika pada tahap awal ia belajar menggali sumur memang terasa begitu sulit, apalagi menggali sumur bukanlah pekerjaan untuk wanita dan ia menyadari hal itu, namun seiring dengan berjalannya waktu ia bersyukur kepada Tuhannya, sebab ketakutan dan segala rintangan bisa ia lalui sehingga ia bisa meraih kesuksesan dalam menjalani profesi yang digelutinya.

Pemberitaan mengenai Ololade memang cukup mencengangangkan dunia, pasalnya seorang ibu rela berjuang dengan sebegitu keras demi menghidupi dan menafkahi kelurganya. Apalagi ketika kisah pilu perjuangan Ololad ini semakin mendekati puncak kisah yang dramatis selepas ditinggal sang suami yang telah mengajari ia segala hal hingga Ololade menjadi mahir dalam menggali sumur. Diakuinya memang berat dan terluka ketika ia ditinggal sang suami, namun apadaya hidup harus tetap berjalan dan dari saat itu ia harus membuat keputusan untuk bangkit dan berjuang tanpa kehadiran suami terkasihnya.

Suami Ololade talah memberikan banyak hal dan mengajarkan Ololade tentang semua tehnik menggalli sumur, mulai dari bagaimana mengukur kedalaman sumur, menentukan prediksi harga hingga mengajarkan bagaimana menghadapi dan mengatasi tantangan-tantangan yang mungkin Ololade hadapi sewaktu ia menggali sumur. Suami Ololade menghembuskan nafas terakhirnya di usia yang ke 64, namun hal ini tak lantas membuatnya menyerah dan putus asa. Ia tetap bersemangat dan pantang menyerah dalam menekuni profesinya sebagai seorang penggali sumur profesional.

Sebagai seorang penggali sumur wanita, kemampuan Ololade patut diacungi dua jempol, banyak klien dan para tetangganya merasa puas dengan jasa Ololade, bahkan yang fantastis, wanita dengan usia yang sudah tidak lagi muda ini mampu menggali sumur hingga kedalaman 40 meter.

Tanah Nigeria, terutama daerah Megacity Lagos dan negara sekitarnya pada saat itu memang dikenal sebagai tanah yang tandus dimana sumber air bersih sulit ditemukan, serta pasokan air minum yang begitu pendek. Bahkan sebuah studi di perusahaan air Lagos menemukan bahwa 18 juta orang kota membutuhkan 540 juta galon (2,5 miliar liter) terhadap produksi aktual hanya 210 juta galon pada tahun 2010. Sehingga tenaga-tenaga ahli seperti Ololade pada saat itu amat dibutuhkan dinegara tersebut dan membuat kehadiran Ololade cukup berharga dilingkungannya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa Ololade memang dianugerahi kemampuan menggali sumur yang bahkan kemampuannya ini lebih baik jika dibandingkan dengan kebanyakan pria dengan profesi yang serupa.

Mama Kanga Pahlawan Sekaligus Ibu yang Hangat

Kisah Pilu Perjuangan Seorang Ibu Yang Menjadi Penggali Sumur Wanita Satu-Satunya Di Negaranya

Salah satu anak Ololade yang ditinggal di Spanyol ikut pula mengikuti jejak sang ibu dan menekuni bidang pekerjaan yang serupa yakni menggali sumur. Bahkan putrinya yang masih berusia 14 tahun bernama Kobina dapat terjun ke dalam sumur yang berisi air dan muncul ke permukaan beberapa menit kemudian. Seperti penggalian dan air telah menjadi hal yang biasa dan teman sehari-hari keluarga ini.
Pekerjaan berat seperti menggali sumur pada umumnya memang ditekuni oleh para kaum lelaki. Namun seperti tak mau kalah dan tidak mau masalah gender menghalangi, wanita juga ikut terjun menekuni dunia pekerjaan yang serupa. Pekerjaan seperti menggali sumur memang pekerjaan yang berat dan juga membahayakan, Ololade menyadari akan hal ini. Namun tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga dan kepercayaannya terhadap Tuhan membuatnya mampu melewati tantangan dan ritangan ini.

Bahkan sewaktu menghadiri pertemuan seluruh penggali sumur, Mama Kanga menjadi satu-satunya pekerja wanita dari ratusan pria dengan profesi yang sama. Namun demikian, hal ini tak lantas membuatnya minder dan berkecil hati, bahkan hal ini membuatnya bangga menjadi satu-satu wanita tangguh yang bisa mengerjakan pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh wanita lainnya, terlebih lagi para penggali sumur lainnya selalu menghormatinya dan mengganggapnya sebagai ibu.

Bahkan dikutip dari Gulfnews.com beberapa rekan pria sesama penggali sumur menyatakan "Mama Kanga adalah ratu kami, pahlawan kami dan ibu kami. Kami sangat bangga padanya."

Nah, para perempuan dan ibu dimanapun anda berada, menjadi seorang wanita bukanlah halangan untuk meraih impian anda. Apalagi jika kita sudah menjadi seorang ibu, tanggung jawab adalah modal utama kita dalam menjaga dan terus menyayangi buah hati. Untuk itu, teruslah berjuang dan jangan pernah berputus asa, apalagi mengeluh sebab kita bukanlah satu-satunya orang yang paling menderita dibumi ini.

Loading...

Loading...