Kehamilan tentu menajdi momen yang ditunggu oleh semua pasangan yang berbahagia.
Baik itu pasangan yang baru saja menikah, maupun pasangan yang sudah lama menjalani pernikahan. Hadirnya buah hati dalam rahim seorang ibu akan tentu saja membawa kabar bahagia yang besar. Impian dan angan-angan menimang buah hati akan segera terwujud dengan hadirnya janin dalam kandungan seorang ibu.
Baca Juga:Kehamilan adalah periode yang membahagiakan sekaligus mendebarkan, apalagi bila ini merupakan masa kehamilan yang pertama. Tentunya banyak kecemasan dan kekhawatiran yang dialami oleh ibu hamil. Hal ini semata-mata adalah kondisi yang wajar dan bahkan hampir sebagian besar ibu hamil mengalami hal serupa seperti yang anda alami saat ini.
Pada umumnya kecemasan yang timbul pada ibu hamil datang karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan kehamilan yang cukup, sehingga ketika terjadi hal-hal yang asing pada kehamilannya, seorang ibu baru akan cenderung merasa was-was dan panik dengan banyak penasaran membendungi pikiranya. Mulai dari pemikiran tentang kesehatan bayinya, apakah kondisi tersebut aman pada si janin bahkan sampai dengan mengkhawatirkan terjadi sesuatu dengan diri dan janin yang dikandungnya.
Untuk itulah penting sekali mendapatkan banyak pengetahuan seputar kehamilan, terutama pada masa-masa yang anda jalani saat ini. Sehingga demikian ibu hamil akan dapat mengenali gejala-gejala apa saja yang akan dirasakannya pada usia kehamilan yang sedang dijalani. Sehingga nantinya ibu hamil tidak akan dibuat cemas atau kaget dengan berbagai tanda kehamilan yang dialami.
Nah, dari semua tanda-tanda yang dirasakan pada umumnya gejala awal kehamilan seringkali datang dengan tanda-tanda yang cukup menyiksa. Seperti halnya mual, muntah, pusing, terasa lemas dan masih banyak lagi. Dari sekian banyak gejala kehamilan ini, mau tidak mau seorang ibu hamil akan dihadapkan dengan kondisi yang seperti demikian.
Beberapa tanda seperti mual dan muntah yang dialami oleh ibu hamil akan mungkin membuatnya merasa enggan untuk menyantap makanan. Hal inilah yang pada akhirnya mempengaruhi asupan gizi dari makanan untuk disalurkan pada buah hatinya. Akan tetapi, kondisi ini sebaiknya tidak berlangsung terlalu lama. Sebab demi menunjang perkembangan dan pertumbuhan buah hati dalam rahim, ibu hamil harus mampu mencukupi kebutuhan gizi dan nutrisi dalam kandungannya dengan mengkonsumsi makanan yang sehat.
Selain beberapa tanda kehamilan yang cukup mengganggu, masalah lain yang rentan terjadi pada usia kehamilan muda adalah masalah keputihan yang timbul atau keluar dari organ kewanitaan.
Pada wanita, keputihan memang umum terjadi dan dialami oleh semua wanita yang ada didunia. Pada dasarnya, timbulnya cairan keputihan dari organ genital perempuan ini adalah kondisi yang wajar. Akan tetapi demikian, disamping kewajarannya ini, seorang wanita pun terancam dengan adanya keputihan yang tidak wajar atau yang biasa disebut dengan keputihan penyakit. Jenis keputihan inilah yang akan berbahaya bila tidak segera diatasi atau ditangani. Apalagi bila terjadi pada ibu hamil terutama pada usia muda.
Keputihan pada ibu hamil diusia trimester pertama memang cukup beresiko. Selain itu, jumlah keluarnya cairan umumnya akan lebih banyak dibandingkan pada saat tidak hamil. Hal ini dikarenakan, adanya peningkatan hormon esterogen yang ada dalam tubuh ibu hamil, membuat lendir dan cairan keputihan diproduksi dengan lebih banyak. Akibatnya ibu hamil akan lebih rentan mengalami keluarnya sejumlah cairan dalam jumlah yang berlebihan dibandingkan dengan biasanya.
Area organ kewanitaan, pangkal paha dan selangkangan akan cenderung menjadi mudah lembab atau basah ketika cairan keputihan sering keluar. Nah, bila tidak segera ditangani, maka kondisi ini akan memungkinkan jamur dan bakteri akan dengan mudah berkembang biak dibagian tersebut. Akibatnya kondisi ini akan mampu menimbulkan keputihan yang bermasalah, yang mana bila kondisi ini tidak segera ditangani, akibatnya akan mampu mempengaruhi kesehatan dan tumbuh kembang si janin dalam rahim ibu.
Nah, untuk mendapatkan penjelasan lebih jauh dan lebih mendalam mengenai apa itu keputihan maka mari kita simak pembahasannya dibawah ini.
Keputihan Pada Wanita
Masalah keputihan adalah salah satu masalah kewanitaan yang paling sering menjadi hal yang sangat menganggu. Permasalahan ini sudah sejak lama menjadi permasalahan yang cukup kompleks pada diri setiap perempuan.
Hal ini dikarenakan hampir semua wanita didunia pernah dihadapkan dengan munculnya cairan dari organ kewanitaan dalam jumlah yang banyak. Akibatnya, kondis ini seringkali membuat seorang wanita atau si penderita mengalami krisis percaya diri. Perasaan lembab, becek dan tidak nyaman seringkali membuat kondisi ini menganggu dan mengakibatkan rusaknya segala rencana yang sudah dibuat sebelumnya.
Pada dasarnya, daerah kewanitaan memiliki perlindungan yang baik karena bagian ini memiliki tingkat keasaman yang cukup tinggi dibandingkan dengan bagian lainnya pada organ tubuh manusia dan juga adanya jaringan mikroba yang bersifat melindungi, dimana mikroba tersebut memiliki tugas untuk menjaga keseimbangan PH pada bagian organ genital.
Sayangnya, keseimbangan tersebut dapat terganggu dengan adanya menstruasi, penggunaan obat hormonal, kencing manis dan masalah yang paling sering yakni keputihan. Lantas apa sih itu keputihan? Bagaimana kondisi ini bisa terjadi? Simak penjelasannya dibawah ini.
Apa Itu Keputihan?
Semua wanita pasti pernah mengalami yang namanya keputihan. Kondisi alami tubuh ini pada dasarnya memiliki fungsi untuk membersihkan dan melindungi bagian vagina dari adanya infeksi. Ibu hamil juga umumnya akan dapat mengalami keputihan yang berhubungan dengan kehamilannya.
Keputihan atau flour albus adalah kondisi keluarnya cairan yang bukan darah dari bagian organ kewanitaan. Ketika seorang wanita mengalami keputihan, maka cairan atau lendir akan keluar dari bagian organ genitalnya.
Lendir yang diproduksi oleh serviks atau leher rahim dan kelenjar vagina ini akan keluar dengan membawa sel-sel mati dan juga bakteri. Dengan demikian, pada dasarnya kondisi keputihan ini adalah hal yang baik dalam rangka melindungi tubuh dari serangan infeksi, maka lendir tersebut dikeluarkan untuk membersihkan bagian organ kewanitaan.
Jumlah, warna, serta kekentalan lendir pada keputihan akan tergantung pada siklus menstruasi yang dialami. Lendir yang normal pada umumnya berwarna bening hingga keputih-keputihan, tidak berbau dan tidak disertai gatal-gatal atau perasaan perih yang ada dibagian organ kewanitaan.
Apabila mengalami keputihan dengan gejala yang berbeda, sebaiknya waspada. Misalnya, seperti ada perubahan warna dan kekentalan lendir, jumlah lendir yang berlebihan atau timbul aroma dari keluarnya lendir. Hal ini dikarenakan ada dua jenis keputihan yang bisa terjadi, yakni keputihan yang normal seperti keputihan yang ada diatas dan jenis yang lainnya adalah keputihan patologis atau keputihan yang berbahaya.
Keputihan yang tidak normal juga sangat jarang dialami oleh remaja putri yang belum melewati masa pubertas dan wanita yang telah mengalami menopause. Untuk itu, sebaiknya kondisi datangnya keputihan yang tidak normal dikonsultasikan ke dokter agar penanganan yang lebih baik bisa segera didapatkan.
Keputihan Patologis
Keputihan patologis adalah kondisi keluarnya cairan dengan jumlah yang banyak, berwarna, berbau dan memiliki tingkat kekentalan yang menggumpal. Kondisi keputihan ini haruslah diwaspadai, sebab akan berbahaya terutama pada ibu hamil diusia kehamilan muda. Hal ini dikarenakan dampaknya yang bahaya bukan hanya akan berpengaruh pada ibu hamil namun juga pada bayi yang dikandungnya.
Keputihan patologis disebabkan oleh adanya infeksi, bakteri, virus jamur dan benda asing yang masuk kedalam organ kewanitaan. Adapun tanda atau gejala yang dapat dialami oleh seseorang yang mengalami kondisi keputihan patologis diantaranya adalah ditandai dengan timbulnya perasaan gatal dibagian organ kewanitaan, baik dibagian dalam maupun dibagain dalam. Sedangkan pada keputihan normal atau fisiologis, kondisi keluarnya cairan akan terjadi secara berkala seperti saat anda mengalami menstruasi. Kondisi inilah yang seringkali mengindikasikan masa subur seorang wanita.
Keputihan adalah hal yang wajar yang dialami oleh setiap wanita, namun bila jumlah yang dikeluarkannya sedikit. Akan tetapi, jika cairan yang dikeluarkannya dalam jumlah yang banyak, disertai timbulnya warna dan bau pada cairan, maka kondisi ini haruslah diwaspadai karena termasuk kedalam keputihan yang abnormal atau keputihan patologis. Penyebabnya bisa beragaram, diantaranya dipicu karena stres, lelah atau infeksi akibat masuknya benda asing kedalam bagian organ kewanitaan.
Demikian yang terjadi pada wanita hamil akibat dari adanya lonjakan hormon dalam tubuhnya. Akan tetapi, keputihan pada wanita hamil juga tidak bisa dianggap sepele, pasalnya jika keputihan tersebut rupanya adalah keputihan patologis, maka kodnisi ini akan dapat menganggu janin dalam rahim yang akan dapat menyebabkan keguguran pada wanita hamil muda dan bukan tidak mungkin kondisi ini dapat meningkatkan resiko kelahiran prematur pada si bayi.
Keputihan yang terjadi pada wanita hamil tidak hanya terjadi pada usia kehamilan yang masih muda, namun kondisi ini akan berlanjut sampai dengan trimester akhir. Untuk itulah, kondisi ini akan menjadi hal yang harus diwaspadai dengan baik oleh pada ibu hamil.
Adapun pemicu yang dapat meningkatkan kondisi keputihan pada ibu hamil sedikit banyak dipengaruhi oleh kondisi psikologis, dimana juga sering merasa stres, lelah dan emosi yang tidak stabil dapat memicu peningkatan cairan dan penurunan tingkat keasamaan dibagian organ kewanitaan sehingga timbulnya keputihan tidak bisa dicegah.
Sama halnya yang terjadi pada wanita yang tidak hamil. Keputihan yang keluar dapat dikatakan normal apabila cairan tidak berbau, tidak berwarna dan tidak lengket. Keputihan yang terjadi dibagian organ kewanitaan pada dasarnya memiliki gejala tertentu tergantung pada jenis keputihan yang dialaminya. Nah, berikut ini adalah beberapa ciri keputihan patologis pada ibu hamil.
Ciri Keputihan Patologis
- Cairan yang keluar berwarna putih, putih keabu-abuan, putih kekuningan atau putih kehijauan yang keluar dari bagian organ kewanitaan akibat adanya infeksi. Biasanya cairannya bisa kental ataupun encer dan terkadang lengket dan menimbulkan aroma anyir atau bau yang tidak sedap
- Pada keadaan tertentu, kondisi keputihan bisa menimbulkan rasa gatal yang dapat menyebabkan iritasi dibagian organ kewanitaan.
- Dapat menjadi tanda-tanda adanya penyakit serius dibagian organ kewanitaan.
- Cara Mengatasi Keputihan Pada Usia Hamil Muda
Keputihan memang menjadi masalah yang amat menakutkan pada kebanyakan wanita, tak terkecuali dengan wanita yang tengah mengalami kehamilan. Keputihan yang terjadi pada wanita dengan usia kehamilan masih mudah akan lebih berbahaya dibandingkan dengan mereka yang tidak sedang mengandung. Pasalnya, dampak dari keputihan pada wanita hamil muda akan dapat meningkatkan risiko keguguran yang lebih tinggi. Nah, berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi keputihan pada saat hamil muda, simak dibawah ini.
1. Kenakan Celana dalam Dari Bahan yang Menyerap Keringat
Kondisi keluarnya cairan dengan jumlah yang cukup banyak pada masa kehamilan muda yang dipengaruhi oleh adanya hormon pada ibu hamil membuat mereka haruslah waspada. Salah satu tindakan waspada yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menghindari masalah keputihan selama masa kehamilan adalah dengan menjaga agar kuman dan bakteri tidak masuk kebagian organ kewanitaan dan menginfeksi organ tersebut.
Kondisi lembab dibagian organ kewanitaan akan membuat bakteri dan parasit akan lebih mudah berkembang biak dan menyebar. Untuk itulah sebaiknya mulai selektif memilih jenis kain yang anda kenakan pada saat menggunakan celana dalam. Pilihlah bahan kain yang memiliki kemampuan untuk menyerap keringat agar bagian organ kewanitaan tidak lembab.
Salah satu jenis kain atau bahan yang baik digunakan untuk celana dalam adalah jenis kan katun. Bahan ini memiliki kemampuan untuk menyerap keringat dengan baik. Selain itu, hindari memilih menggunakan bahan celana dalam yang dibuat dari bahan nilon sebab bahan ini tidak baik dalam menyerap keringat.
2. Hindari Terlalu Sering Menggunakan Pantyliner
Penggunaan pantyliner dewasa ini seolah menjadi kebutuhan untuk setiap wanita. Penggunaan alat seperti pembalut ini membuat wanita merasa nyaman dengan terhindar dari kondisi lembab dibagian organ kewanitaannya. Akan tetapi, kondisi ini justru keliru.
Terlalu sering atau terlalu banyak mengenakan pantyliner akan dapat membuat sirkulasi udara menjadi terhambat kebagian organ kewanitaan. Akibatnya kondisi ini malah akan membuat bagian tersebut menjadi lebih lembab. Untuk itu, sebaiknya hindari menggunakan bahan yang satu ini setiap hari.
3. Jangan Berendam Di Air Hangat
Mencelupkan tubuh kedalam bak mandi yang berisi air hangat memang menyenangkan. Apalagi untuk ibu hamil, kondisi ini seolah bisa menjadi metode relaksasi yang menyenangkan. Akan tetapi, untuk keputihan kondisi ini tidaklah baik.
Terlalu sering berendam di air hangat akan membuat bakteri dan kuman lebih mudah menyerang kebagian organ kewanitaan. Hal ini dikarenkan bakteri akan cepat tumbuh pada suhu yang hangat. Akibatnya kondisi ini akan meningkatkan masalah keputihan menjadi lebih serius.
4. Hindari Stres
Stres bisa menjadi salah satu pemicu yang mampu meningkatkan resiko terkena dengan keputihan patologis atau keluarnya cairan dari organ kewanitaan dalam jumlah yang banyak. Untuk itu, sebaiknya hindarkan diri anda dari perasaan stres yang menyiksa yang membuat hormon dalam tubuh menjadi menigkatkan keluarnya cairan dalam vagina.
Sebaliknya, pada saat anda mulai merasakan stres sebaiknya alihkan diri anda pada hal-hal yang membuat anda merasa lebih tenang dan rileks. Seperti misalkan mendengarkan music, bersantai, menghirup udara segar dan lain sebagainya.
Demikian beberapa hal yang dapat dilakukan dalam rangka mengatas keputihan patologis pada ibu hamil usia muda. Kondisi keputihan pada usia kehamilan adalah hal yang tidak boleh dianggap sepele, hal ini dikarenakan dampak dari keputihan akan sangat berbahaya. Dampaknya bukan hanya akan mempengaruhi ibu hamil, namun juga beresiko besar untuk si janin yang tengah dikandungnya.
Semoga beberapa hal diatas bisa membantu ibu dalam mengatasi masalah keputihan patologis yang dialaminya. Semoga artikel diatas bermanfaat dan sampai jumpa!