Ketika kita tersandung sebuah masalah atau sesuatu yang buruk terjadi dalam kehidupan kita, biasanya seringkali kita menyalahkan oranglain atau bahkan menyalahkan Tuhan karena tidak terima dengan keadaan yang saat ini kita jalani. Keterbatasan dan kekurangan membuat kita berbeda dengan orang lain, perbedaan inilah yang sering kita sesali dan membuat kita membenci diri kita dan menyalahkan oranglain yang terlibat dalam hidup kita. Namun jika kita simak kisah berikut ini, perilaku yang kita lakukan ini sungguh tidaklah terpuji, sebab banyak orang diluar sana yang mengalami kondisi dan keadaan lebih buruk atau bahkan jauh lebih sengsara dan susah dibandingkan dengan kondisi kita saat ini, namun mereka tetap berjuang tanpa berputus asa.
Adalah seorang pemuda asal China yang mengalami nasib kurang beruntung dengan kedua lengan yang tidak ada, namun demikian hal tersebut tak lantas membuat dirinya menyalahkan oranglain dan menguutuk keadaan akan kondisi yang di alaminya saat ini. Keadaan ini telah diterimanya sebagai takdir yang sudah Tuhan gariskan padanya, untuk itulah hal ini tak lantas membuat dirinya terlarut dalam duka yang mendalam dan terus menyesali keadaannya.
Baca Juga:Kejadian yang Merenggut Kedua Lenganku
Hu Xialu adalah seorang pemuda asalah Kota Gushan, Provinsi Zhjiang, China. Pemuda berusia 24 tahun ini mungkin hidup yang dijalaninya tak semulus dengan hidup yang dijalani oranglain. Namun demikian, hal ini tak lantas menyulutkan asanya untuk mewujudkan mimpinya dan dihargai oranglain. Hu kecil sebenarnya lahir sebagai anak yang normal, masa kecilnya hampir sama dengan anak sebayanya. Namun di usianya yang ke-8 tahun, ia terpaksa harus kehilangan kedua lengannya akibat sengatan listrik yang terjadi secara tidak sengaja. Pada saat itu, sengatan listrik yang mengejutkan mengenai kedua tangan Hu dan menimbulkan luka parah pada kedua lengannya, saking parahnya dokter menyarankan untuk dilakukan amputasi pada kedua tangan Hu. Pada saat itulah, diusianya yang masih begitu belia Hu harus rela kehilangan kedua tangan yang memiliki peran yang begitu penting dalam hidupnya.
Pasca kejadian tersebut keluarga Hu merasa begitu terpukul, mereka tidak tega melihat Hu kecil harus hidup dengan keterbatasan fisik dan hidup tanpa kedua lengan. Mereka menyadari hal ini bukan hanya akan membatasi aktivitas Hu. Namun juga akan membuat Hu berbeda dengan oranglain dan anak-anak sebayanya.
Meskipun terasa begitu sulit pada tahap awal, namun nyatanya Hu tidak larut dalam kesedihannya. Ejekan orang sekitar, terutama dari teman-teman sebayanya memang kerap kali terasa menyakitkan untuknya. Namun nyatanya hal ini tidak membuat Hu tenggelam dalam keputus asaan. Justru sebaliknya, Hu tidak pernah patah semangat dan keterbatasan fisiknya tidak pernah menghentikannya untuk mengejar impian agar hidupnya menjadi lebih baik.
Ditolak Di Universitas
Hu yang penuh dengan semangat, berusaha menjalani hidupnya sama dengan teman seusianya. Meskipun kedua lengannya tidak ada, hal ini tidak pernah membuatnya malu dan putus asa. Hu menyelesaikan sekolahnya dengan baik. Sejak sekolah dasar hingga SMA, nilai sekolah Hu selalu memuaskan, disekolahnya ia juga dikenal sebagai anak yang aktif dan cerdas. Perjalanan panjang menempuh pendidikan ini memang dijalaninya dengan penuh semangat, Hu harus mencatat seluruh pelajaran dengan menggunakan kakinya, belum lagi tantangan lebih berat datang dari teman-teman yang sering mengejeknya. Namun, dengan kegigihannya dan kerja kerasnya, Hu berhasil membuktikan bahwa dirinya layaknya bersaing dengan oranglain yang bahkan tidak memiliki keterbatasan seperti dirinya, Hu lulus dengan nilai terbaik.
Pada tahun 2009, Hu mendapatkan nilai ujian tertinggi saat dirinya mengikuti tes di Beijing Professional Business Intitute. Prestasinya yang begitu luarbiasa ini membuat dirinya langsung diterima dengan nilai terbaik di universitas tersebut. Namun sayangnya, seberapa keras Hu berusaha, pihak universitas yang telah melihat kondisi Hu, lantas kembali mempertimbangkan kondisi Hu sehingga pada akhirnya ia ditolak menempuh pendidikan di universitas tersebut.
Memang menyakitkan, ketika keterbatasan mengalahkan kemampuannya dalam melakukan sesuatu, rasa sedih dan kecewa memang sempat menghiasi diri Hu. Namun dirinya tidak ingin terlalu berlarut dalam kesedihan yang mendalam, sementara itu jika ia terus-terusan menyesalinya hal tersebut tidak akan merubah keadaannya.
Meskipun Ditolak, Kesuksesan Tetap Aku Kejar
Merasa sudah dewasa, Hu memutuskan untuk menjalankan bisnis kecil, ia mengelola sebuah toko kelontong sendiri di desa tempat tinggalnya. Bersama dengan sang ibu, Hu melakukan sendiri semua pekerjaannya, mulai dari membeli barang belanjaan sampai dengan melayani pembeli.
Hu merasa lega sekaligus senang bisa hidup mandiri, meskipun ia memiliki kekurangan dan keterbatasan dalam dirinya. Berkat dorongan sang ibu dan bantuan orang-orang sekelilingnya akhirnya membuat hidupnya terbilang cukup sukses saat ini.
Ungkapnya, meskipun ia hidup tanpa lengan, namun masih ada kedua kakinya yang bisa membuatnya untuk berdiri. Tak peduli sesulit apapun hidup yang dijalaninya, kunci kesuksesan dalam hidupnya adalah jangan pernah menyerah pada keadaan.
Demikianlah pesan inpiratif yang disampaikan Hu dengan senyum bahagia yang mengembang di bibirnya. Pemuda dengan semangat yang luarbiasa ini ternyata masih memiliki impian yang lebih besar dalam hidupnya. Ungkapnya jika tabungannya sudah terkumpul, ia ingin membangun sebuah supermarket yang lebih besar, terasa nyaman dan lebih bersih.
Ketika ditanya, apakah mimpinya ditahun 2015 ini, dengan wajah tersipu malu ia mengatakan jika dirinya ingin menemukan seorang wanita baik hati yang mau menerima dirinya apa adanya dan bersedia menghabiskan sisa hidupnya bersama dengan Hu.
Sebuah harapan yang begitu tulus dari seorang pemuda hebat. Kita doakan saja, semoga harapan dan doanya ini segera terkabul dan Hu bisa menemukan wanita pujaannya sesegera mungkin. Selain itu pelajaran yang begitu berharga yang bisa kita petik kali ini. Meskipun dengan penuh keterbatasan, pria hebat ini mampu membuktikan pada dunia bahwa ia masih bisa menggapai impiannya. Semoga dengan belajar dari Hu, kita bisa lebih bertekad, bersemangat dan tidak mudah menyerah dalam menggapai semua cita-cita dalam hidup, tak peduli seberapa sulit cobaan dalam hidup itu.