Semua orang tua tentunya sangat menyayangi anak-anaknya. Semua orang tua tidak terkecuali orang tua kita rela melakukan apapun demi kebahagiaan dan kesejahteraan anak-anaknya. Bagi orang tua, anak-anaknya adalah harta yang paling berharga yang pernah mereka miliki.
Melihat anak-anaknya tumbuh dengan sehat dengan segala berkecupukan merupakan harapan dari semua orang tua. Hal ini bisa kita lihat sendiri dari sosok seorang ayah. Ayah rela bekerja banting tulang demi mendapatkan uang untuk memenuhi semua kebutuhan keluarga dan anak-anaknya. Ia tidak pernah mengeluh akan rasa lelah yang ia rasakan. Apapun pekerjaannya, meskipun harus menerjang hujan dan bekerja di bawah terik matahari, seorang ayah tidak akan pernah mengeluh, ia tetap akan berjuang apapun dan bagaimana pun keadaan yang menimpanya.
Baca Juga:Bekerja keras demi kelangsungan hidup anaknya
Nah, beberapa waktu yang lalu anda pernah melihat foto seorang ayah yang mengendong putri kecilnya dengan pena di tangannya bukan? Itulah salah satu bentuk cinta dan kasih orang tua kepada anak-anaknya. Foto yang tersebar itu sangat menggugah hati semua orang yang melihatnya, mengapa tidak, perjuangannya untuk bertahan hidup serta demi kelangsungan hidup sang anak patut diberi penghargaan yang luar biasa.
Pria yang sudah tidak muda lagi itu berdiri di jalanan tepatnya di kota Beirut, Libanon. Ia mengendong putrinya tepat dibahu kanannya. Sedangkan tangan kirinya menggenggam beberapa buah pena.
Sesekali pria tersebut menawarkan pena yang dibawanya tersebut kepada orang-orang yang berlalulalang di hadapannya. Ia pun terus berharap bahwa ada seseorang yang bermurah hati membeli dagangannya tersebut.
Dia melakukan pekerjaan seperti ini bukanlah tanpa alasan, ia rela melakukan ini agar bisa bertahan hidup dan memberi makan putrinya. Meskipun banyak orang-orang yang mengabaikannya, tetapi pria itu tidak pernah menyerah untuk terus menawarkan dagangannya tersebut.
Pria ini tidak menyadari bahwa apa yang dilakukannya ini ternyata didokumentasikan oleh salah seorang warga Libanon, yang mana juga seorang aktivis bernama Gissur Simonarson dalam bentuk sebuah foto. Gissur kemudian mengunggah foto yang menggetarkan hati tersebut ke akun sosialnya. Ia juga meminta para natizen untuk membantu pria yang diketahui bernama Abdul Halim al-Attar ini.
Setelah 30 menit foto tersebut terunggah, kemudian ada seseorang yang mengontak Gissur. Orang tersebut memberitahu aktivis tersebut bahwa ia sering melihat Abdul di sekitar rumahnya. Dalam waktu 24 jam, identitas ayah tersebut akhirnya terlacak, ia ternyata ayah dari dua orang anak dengan putrinya berusia 4,5 tahun, Reem.
Diketahui, ternyata Abdul juga berasal dari kamp pengungsian Yarmuk di Damaskus, Suriah. Dia harus terpaksa pergi ke Beirut demi untuk menyambung hidupnya, serta agar putri yang disayanginya tersebut bisa tetap makan.
Setelah mengetahui identitas Abdul, Gissur kemudian membuat laman sumbangan di dunia maya untuk membantu Abdul dan anak-anaknya dalam meringankan beban mereka. Oleh sebab itu, Gissur berniat untuk membantu keluarga Abdul agar bisa memulai hidupnya yang baru.
Hal yang sangat menakjubkan terjadi, dalam wkatu 30 menit pertama setelah laman tersebut dibuka dan aktif, pendiri laman tersebut mendapatkan sumbangan mencapai 5.000 dolar atau sekitar Rp. 70 juta. Gissur berharap bahwa sumbangan tersebut akan terus meningkat. Setelah semua uang terkumpul, ia bermaksud akan langsung memberikan uang tersebut kepada Abdul dan anaknya.
Dana sumbangan yang terkumpul setelah 3 jam yaitu mencapai 17.000 dolar atau sekitar Rp.238 juta. Meskipun sudah mendapatkan uang yang cukup banyak, tetapi laman tersebut masih belum ditutup dan berharap uang yang masuk akan terus bertambah.
Hidup Abdul Berubah Setelah Fotonya Tersebar
Nasib semua orang tidak ada yang tahu. Orang yang sebelumnya hidup menderita bisa saja memiliki hidup yang lebih baik dan bahagia di masa yang akan datang. Meskipun sebelumnya pernah menghadapi kesulitan, tetapi akan ada jalan untuk mendapatkan kemudahan dan kebahagiaan yang semestinya kita dapatkan.
Sumbangan semakin hari semakin terkumpul untuk Abdul dan putrinya tersebut. Bahkan seperti yang dilansir dari salah satu laman, bantuan yang datang dari penggalangan dana online tersebut terkumpul sebesar 191.000 dolar atau sekitar Rp. 2,6 miliar.
Kini Abdul sudah memiliki usaha sendiri. Ia membangun usaha dan membuat dua toko roti, sebuah restoran kecil dan satu kedai kebab. Tidak hanya itu, ia juga mempekerjakan 16 pengungsi Suriah pada saat itu. Hal ini tentunya sangat membanggakan sekali, karena dulu hidupnya sengsara tetapi kini ia berhasil membuka lapangan pekerjaan untuk rekan-rekannya yang lain.
"Bukan hanya hidupku saja yang kini berubah, tetapi hidup anak-anak dan warga Suriah yang pada saat itu ia tolong", tutur Abdul. Ia juga memberikan donasi sebanyak 25 ribu dolar untuk anggota keluarganya dan teman-temannya yang ada di Suriah.
Dengan donasi yang besar tersebut, Abdul bisa memberikan hidup yang lebih layak untuk anak-anaknya serta keluarganya yang ada di Beirut. Bahkan saat ini anak-anaknya tersebut bisa tinggal di apartemen dengan dua kamar tidur. Meskipun lingkungan apartemen yang dihuninya tersebut berisik, tetapi putri tercintanya Reem terlihat sangat bahagia ketika memperlihatkan mainannya. Sedangkan putranya bernama Abudellah, berusia 9 tahun sudah bisa kembali bersekolah setelah selama tiga tahun dirinya berhenti sekolah. Sedangkan saat ini istrinya sudah kembali ke Suriah.
Dari donasi yang selama ini terkumpul, Abdul mengaku bahwa dirinya baru menerima uang sekitar 168 dolar. Ia tidak tahu kapan ia mendapatkan sisa uangnya yang menjadi haknya tersebut, namun meskipun begitu ia sudah sangat bersyukur. Dan ia juga memiliki rencana untuk menginvestasikan uangnya tersebut.
Dengan status dan kehidupan yang sudah membaik, kini Abdul sudah merasa bahwa dirinya semakin diterima di lingkungan tempat tinggalnya. Menurutnya, tetangga dan orang-orang yang ada di sekitar semakin ramah, mereka menyapanya ketika melihat Abdul. Bahkan Abdul pun mengatakan bahwa tetangganya tersebut menjadi lebih menghormati dirinya. Meskipun sudah mendapatkan hidup yang layak, tetapi Abdul tidak pernah sombong dan angkuh. Ia tetap ramah dan bersikap rendah hati. Atas apa yang didapatkannya ini, ia dan keluarganya sangat bersyukur.
Nah, sahabat apa yang dilakukan Abdul pada saat itu merupakan sebuah bentuk rasa cinta dan kasih kepada anaknya. Ia juga merupakan teladan bagi semua orang, karena meskipun hidupnya terhimpit dan menderita, tetapi ia tidak pernah mengeluh dan merasa putus asa. Justru ia lebih semangat bekerja untuk memberikan kehidupan yang layak bagi anak-anak dan keluarganya. Ia tidak pernah merasa malu meskipun dirinya harus bekerja seperti itu, karena apapun yang ia lakukan semata-mata demi anak dan keluarganya.
Kisah Abdul ini juga mampu membuktikan kepada kita semua bahwa hidup tidak akan selamanya seperti ini. Jika kita ingin berusaha untuk memperbaiki hidup dengan terus bersabar dan rendah hati, maka kebahagiaan akan kita dapatkan.