Dewasa ini perkembangan tekhnologi, ilmu pengetahuan dan segala bidang dalam kehidupan ini telah mengalami perkembangan yang begitu pesat. Bahkan saat ini perkembangan zaman khususnya dibidang tekhnologi dan ilmu pengetahuan telah mengalami perkembangan yang begitu signifikan. Dengan ilmu pengetahuan yang semakin meningkat membuat produksi atau karya banyak dilahirkan dan diciptakan, hal ini dibuktikan dengan semakin produktif karya-karya baru dibidang tekhnologi yang lahir begitu cepat. Hanya saja, hal yang masih belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat adalah bidang kesehatan.
Masih ada ribuan orang yang tinggal di daerah terpencil yang tidak mendapatkan kesejahteraan dari segi kesehatan. Jangankan untuk mendapatkan perawatan medis, untuk mendapatkan obat saja sewaktu mereka mengalami keluhan penyakit adalah hal yang cukup sulit didapatkan. Jika saja ada, letak pusat kesehatan ini jaraknya berada jauh dari daerah pelosok, yang membuat mereka kesulitan menjangkau tempat tersebut. Yang pada akhirnya membuat penanganan kesehatan menjadi terhambat dan terkendala, yang akhirnya membuat kondisi pasien berangsur memburuk dan banyaknya nyawa yang terancam.
Baca Juga:Seperti salah satunya nasib malang yang dialami oleh seorang petani asal Cina. Dirinya harus berjuang mengupayakan segala hal untuk menyembuhkan penyakit yang diderita sang putri. Lagi-lagi, keterbatasan ekonomi dan tidak adanya biaya membuat keluarga ini harus rela melihat kondisi sang anak menjalani pengobatan yang seadanya. Bahkan, pengobatan yang dilakukan ini, tidak dijalankan oleh ahli medis, melainkan hanya dengan bahan seadanya dan dilakukan oleh sang ayah sendiri. Bukan tidak mau, sang ayah membawa anaknya kerumah sakit. Namun apalah daya, profesinya yang hanya sebagai seorang petani, membuatnya tak memiliki penghasilan yang cukup untuk membiayai pengobatan sang anak dengan layak.
Penyakit Parah yang Diderita Sang Anak
Adalah Wei Shufu seorang petani asal Yunnan, China yang harus menelan kenyataan pahit dimana ketika sang anak sakit, dirinya tak bisa mengupayakan pengobatan yang layak dikarenakan faktor ekonomi dan keuangan keluarganya yang serba kekurangan. Seperti dilansir dari dailymail.co.uk, putri Wei yang masih berusia 6 tahun menderita penyakit yang parah dimana untuk kesembuhan penyakitnya ia membutuhkan tranplantasi sumsum tulang belakang. Mengetahui sang anak menderita penyakit yang berat, hal ini tentu menjadi pukulan berat untuk sang ayah dan keluarganya. Pasalnya, diusianya yang masih begitu belia, seharusnya ia bisa menikmati masa kecilnya dengan riang dan gembira, bukan malah terbaring lemah tak berdaya dan berjuang melawan penyakitnya.
Kondisi si anak yang begitu menghkhawatirkan dan sering meronta kesakitan membuat Wei, sang ayah seringkali dibuat menangis tak tahan melihat kesakitan karena penyakit yang terus menggerogoti sang anak. Saat rasa sakit itu muncul, Wei hanya bisa menenangkan anaknya dan mengelus-elusnya hingga samapi akhirnya anaknya bisa lebih tenang dan tak lagi menangis.
Keterbatasan Biaya Membuat Sang Ayah Tak Bisa Mengobati Putrinya Dengan Lebih Layak
Awalnya Wei Shufu telah membawa sang putri kecilnya ke rumah sakit. Untuk biaya pengobatan putirnya selama di rumah sakit, Wei telah menguras habis seluruh tabungan hasil bertani untuk menyelamatkan malaikat kecilnya yang tengah berujuang keras melawan penyakitnya. Namun rupanya, jumlah uang yang telah dikuras habis oleh Wei, tidaklah cukup untuk mengobati sang anak hingga ia sembuh. Pengobatan sang anak ini salah satunya dianjurkan untuk menjalani operasi tranplantasi sumsum tulang belakang, dengan biaya yang harus dipersiapkan sekita Rp. 500 juta lebih. Jumlah ini tentu teramat banyak untuk Wei yang hanya berprofesi sebagai petani. Ia tidak tahu harus mencari biaya sebanyak itu kemana. Apalagi kondisi keuangan sanak saudaranya sama saja dengan dirinya.
Sedih dan putus asa dengan hal tersebut, sang ayah kemudian dianjurkan oleh salah satu pasien lainnya mengenai sebuah metode pengobatan alternatif untuk sang putri. Yakni dengan menggunakan metode pengasapan. Dengan metode ini, Wei membakar beberapa jenis herbal tertentu sehingga aromanya bisa dihirup dan membantu penyembuhan putrinya. Segala hal tentu akan dilakukan Wei, termasuk ketika dirinya disarankan mengenai pengobatan ini. Seolah mendpatkan harapan baru, dengan tanpa pikir panjang, Wei lantas memutuskan untuk membawa pulang sang putri dan lebih memilih mengobatinya dirumah.
Metode Pengasapan Ini Dipilihnya Sebagai Pilihan Terakhir
Dengan membawa pulang sang putri, akhirnya Wei mulai mencari tanaman herbal yang dibutuhkannya. Setelah didapatkan kesemua bahan herbal tersebut, Wei lantas membakarnya dan meminta putrinya berbaring diatas asap pembakaran bahan tersebut dengan beralaskan kasur yang sudah dibuat untuk sang putri. Hal ini tentu saja membuat sang putri merasakan bau yang menyengat dan kepayahan sewaktu asap memenuhi seluruh tubuh, hidung dan membuat pernafasannya sesak. Selain itu, putri Wei juga seringkali mengeluhkan matanya perih.
Namun mau bagaimana lagi? Demi kesembuhan sang anak Wei harus melakukan hal tersebut. Ia hanya meminta anaknya untuk bersabar dan membujuknya untuk mau melakukan hal tersebut. Hal ini tentu saja membuat batin Wei menjerit tak tega melihat sang anak harus menderita. Namun, pengobatan ini diharapkannya bisa membantu kesembuhan sang putri.
Fenomena ini menggambarkan betapa mirisnya fasilitas kesehatan bagi orang-orang yang tidak mampu. Tidak dijelaskan apakah metode tersebut berhasil atau tidak. Namun kita doakan saja, semoga keluarga Wei dan putrinya bisa diberikan kesehatan dan kesembuhan segera.
Berikut Video yang Bisa Anda Saksikan