Menolong sesama orang merupakan hal yang sudah sepatutnya dilakukan oleh semua orang. Apapun yang akan terajdi menolong sesama adalah kewajiban.
Nah kisah ini datang dari seorang wanita yang bernama Tugce Albayrak. Wanita cantik ini membuat publik Jerman menangis haru. Pasalnya, wanita ini rela mengorbankan nyawanya demi menolong korban pelecehan yang menimpa dua orang wanita.
Pada saat itu, di sebuah restoran di kota Offenbach ada dua orang wanita Jerman yang dilecehkan. Dengan berani dan tidak memikirkan apa yang akan menimpa dirinya, Tugce langsung menghampiri ketiga pria yang melecehkan kedua wanita itu. Selanjutnya, Tugce dan ketiga pria tersebut melakukan baku hantam. Namun hal naas menimpa Tugce, dimana ia kalah karena ia mendapatkan pukulan yang sangat keras oleh oleh satu pemuda yang bernama Sanel M.
Karena pukulan tersebut Tugce mengalami luka yang sangat serius. Dan pada saat itu juga Tugce dilarikan ke rumah sakit. Namun sayangnya, Tugce harus mengalami koma selama dua pekan sebelum akhirnya tim dokter menyatakan bahwa Tugce mengalami mati otak di bagian kiri.
Untuk bisa hidup, pada saat itu Tugce harus dibantu dengan alat penopang. Namun karena merasa kasihan kepada putrinya tersebut, akhirnya dengan berat hati kedua orangtuanya mengambil keputusan untuk menghentikan atau melepaskan alat penopang hidup putrinya tepat di hari ulang tahu Tugce yang ke 23 tahun. Dan sejak saat itulah, Tugce meninggal dunia.
Keberanian Tugce ketika membantu dua wanita korban pelechan tersebut mendapatkan pujian dari Presiden Jerman Gauck. Presiden pada saat itu mengatakan bahwa Tugce merupakan suri teladan yang sangat baik.
"Seperti halnya ribuan warga lainnya, saya merasa ngeri dan terkejut dengan kejadian tersebut. Tugce telah mendapatkan penghormatan serta rasa terimkasih dari kita semua," tutur Presiden Jerman.
"Tugce akan menjadi contoh untuk kita semua. Seluruh warga negara ini akan sangat berduka untuk Tugce. Di saat orang lain yang melihat kejadian tersebut membuang muka, tetapi ia telah menunjukan segenap keberanian dan moralnya yang tegar." Sambug presiden.
Pada saat pemakaman, banyak sekali pelayat yang hadir. Di momen haru tersebut, kurang lebih hadir sebanyak 1.000 orang pelayat. Orang-orang tersebut mengantarkan jenazah Tugce untuk yang terakhir kalinya. Tidak hanya mengantarkan saja, tetapi mereka semua pun mendo'akan Tugce agar mendapatkan ketenangan serta tempat yang indah di sisi sang maha pencipta.
"Ini merupakan momentum yang sangat menggetarkan jiwa. Almarhum telah menunjukan kepada kita atas keberaniannya dalam menegakan moralitas. Kita semua telah berhutang padanya, serta kepada orangtuanya juga yang berhasil mendidiknya sehingga menjadi seorang gadis yang luar biasa," kata salah seorang pelayat, Zejnep Haliti.
Ali, ayahnya Tugce, merasa sangat kehilangan putrinya tersebut. Menurut sang ayah, bahwa ia akan selalu mengingat setiap kenangan manis bersama dengan sang putri sampai kapanpun. "Kami semua akan merindukan Tugce, terutama senyumannya yang hangat," tutur Ali.
Sama halnya seperti sang ayah, paman Tugce pun merasakan kehilangan yang amat mendalam. "Dia telah meninggal dunia di masa-masa keemasan hidupnya. Tugce telah memberikan teladan dalam hidupnya, bahkan saat ia meninggal dunia." tuturnya.
Nah sahabat, Tugce telah mengajarkan kepada kita tentang arti menolong sesama demi untuk menegakan moralitas. Semoga kita semua terinspirasi untuk selalu menolong teman-teman di sekitar yang membutuhkan. Kita do’akan semoga Tugce tenang di sisi Tuhan yang Maha Esa.